Empowering My Mind

"Imagination is more important than knowledge" -Albert Einstein

My Photo
Name:
Location: Jatinangor, Sumedang, West Java, Indonesia

Blog alumni HI Unpad Angkatan 1991, yang tersebar dimana-mana in many walks of life. Jurnalis, aktifis LSM, perusahaan swasta nasional dan multinasional, business entrepreneur, kantor pemerintah, dosen, peneliti dan lain-lain.

Sunday, June 11, 2006

Kreatifitas Steve Jobs

Tadi sore kami nonton film kartun animasi keluaran Pixar Studio yang baru, Cars. The movie was so cute and touchy. Bagus sekali, pasti dikerjakan dengan tekun oleh para animator yang kreatif. Pixar Studio memang dikenal sebagai produser film animasi yang handal. Film-film keluaran Pixar selalu bagus: Toy Story 1 dan 2, A Bug’s Life, Monster Inc, Finding Nemo dan sekarang Cars.

Saya selalu suka menonton film-film animasi. Para pembuat film animasi pasti orang-orang yang kreatifitasnya tinggi, gifted. Juga para penulis cerita-nya. Sebuah film animasi yang bagus pasti merupakan resultan dari creative minds yang bertemu. Mungkin mereka orang-orang jenius juga.

Omong-omong soal kejeniusan, kadang-kadang saya bertanya-tanya apakah benar apa pendapat Einstein dulu bahwa kejeniusan itu komposisinya adalah 99 persen kerja keras dan 1 persen bakat? Saya perhatikan sepertinya memang ada orang yang betul-betul gifted, sangat berbakat. Kalau mereka bekerja keras, sepertinya itu karena mereka enjoy bekerja dibidang yang sesuai dengan bakatnya. Ada teman kuliah di Bandung dulu yang computer freak. Dia kemudian bekerja di IBM di Jakarta. Saya pernah tanya ke dia: “enak nggak kerja di IBM?” Dia jawab penuh semangat: “Enak lah, wong maen komputer tiap hari dibayar”…he..he.

Menurut saya, salah satu contoh paling konkrit soal kejeniusan dan bakat adalah Steve Jobs, CEO Apple Macintosh yang luar biasa. Saya sendiri baru menggunakan Mac sekitar satu tahun lebih sedikit. Menggunakan Mac, rasanya menyenangkan dan mudah. Sebetulnya, keputusan membeli Mac dulu terjadi di luar rencana. Ketika akan berangkat ke sini, saya mencari laptop di Jakarta. Tidak sengaja, saya mampir ke sebuah toko khusus Macintosh. Saya terkejut karena ternyata harga iBook jauh lebih murah dibandingkan dengan harga laptop brand lain. Saya putuskan membeli, terutama karena murah itu..he..he.

Harga itu membalik pemahaman saya sebelumnya mengenai Macintosh. Dulu, harga komputer Macintosh mahalnya luar biasa. Saya tahu betul, karena tidak berapa lama setelah lulus kuliah dari Bandung, saya sempat bekerja selama kurang lebih dua tahun di sebuah advertising company di Jakarta. Para designer grafis dan orang-orang di creative department di kantor saya dulu itu semua memilih menggunakan Macintosh. Dari interaksi dengan teman sekerja di bagian kreatif lah saya tahu mahalnya harga Macintosh, dibandingkan dengan harga komputer PC berbasis Windows.

Meroketnya angka penjualan Macintosh beberapa tahun terakhir tidak bisa dilepaskan dari sosok Steve Jobs. Steve Jobs mendirikan Apple Macintosh pada tahun 1975. Apple Macintosh kemudian menjadi leading brand pada masa-masa itu. Steve Jobs sangatlah identik dengan Apple Macintosh, karena dia mendesain sendiri komputer Macintosh yang chick dan akrab dengan dunia grafis. Para pengguna Macintosh dikenal fanatik (Di Indonesia ada mailing list pengguna Macintosh yang anggotanya ribuan orang. Beberapa waktu lalu profil komunitas pengguna Macintosh ini pernah diulas panjang lebar di harian Kompas).

Ironisnya, Steve Jobs sempat ditendang dari Apple, perusahaan yang dia dirikan itu. Di sinilah mungkin terlihat perbedaan antara orang jenius dan orang biasa. Kalau saya yang dipecat dari perusahaan yang saya dirikan, mungkin dunia serasa runtuh dan saya tidak akan mungkin bangkit kembali...he..he. Tidak demikian halnya dengan Steve Jobs. Dengan kejeniusannya, dia membuat perusahaan baru, yaitu Pixar Studio tadi, di tahun 1986. Dalam waktu relatif pendek, Steve Jobs membawa Pixar menjadi perusahaan terkemuka dalam bidang produksi film animasi. Toy Story yang menyegarkan itu adalah film pertamanya. Film itulah yang memulai trend film animasi tiga dimensi, menggantikan film kartun dua dimensi yang biasa diproduksi oleh Disney atau perusahaan lain.

Pixar menjadi perusahaan yang sangat dikagumi karena kreatifitasnya. Melalui Pixar, Steve Jobs mengubah wajah dunia film dan grafis. Pixar telah menuai penghargaan 20 Academy Awards, film-film-nya juga mencetak box office dengan nilai lebih dari 3,2 milyar dolar. Kabar terakhir, Pixar merger dengan the Walt Disney Company di awal tahun 2006 ini. Sekarang Steve Jobs juga menjadi bagian dari Board of Directors-nya. Film Cars yang kami tonton tadi sore di bioskop adalah hasil produksi perusahaan merger ini.

Kisah inovasi Steve Jobs selanjutnya juga menarik. Setelah ditendang, dia ditarik kembali oleh Apple, dan diminta untuk menjadi CEO-nya. Dengan bergabung kembalinya Steve Jobs, Apple kembali menjadi perusahaan sensasional. Kreatifitas dan imajinasi Steve Jobs lagi-lagi menjadi perbincangan. Di front komputer, inovasi Steve Jobs adalah adalah mengubah citra produk Macintosh yang mahal harganya. Apple kemudian meluncurkan komputer-komputer dengan harga yang lebih murah, seperti iBook yang harganya relatif terjangkau itu.

Inovasi teranyar Steve Jobs yang juga dahsyat adalah iPod. Jika melalui Pixar Steve Jobs merevolusi dunia digital image, melalui iPod dia merevolusi dunia digital sound/music. Bahkan ia mengintegrasikan digital music, komputer dan internet sekaligus lewat software iTune-nya, dan juga melalui iTune online music store. Di situs resmi Apple Macintosh tertulis bahwa iPod telah terjual lebih dari 50 juta buah di seluruh dunia. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah produk yang relatif baru diluncurkan. Di tangan Steve Jobs, dunia film, musik dan komputer berubah wajah.

Steve Jobs berkali-kali ditanya apa resep dibalik otak kreatif dan inovatifnya itu. Dia selalu menjawab simpel: “You’ve got to find what you love ”. Artinya, mencintai pekerjaan yang kita geluti adalah kunci daya imajinasi dan kreatifitas. Jadi, bukan bakat atau kerja keras yang menjadi penentu imajinasi dan creative minds. Penentunya adalah passion.

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Steve Jobs, Bill Gates, Richard Branson dll adalah anak2x putus kuliah yg sekarang menjadi orang2x terkaya sedunia. Yg gue lebih salut adalah ortunya, yg bisa membiarkan mereka utk memilih pilihan hidupnya masing2x, termasuk tidak kuliah spt ortunya bill gates yg cukup tajir.
Pertanyaannya bos, gimana kita sebagai orang tua bisa melihat kalo anak kita tidak mau kuliah memang karena mempunyai visi yg besar atau karena males?
Di AS atau di barat sih nglepas anak enak, anak umur 18 tahun udah keluar rumah, minjem utk bayar sendiri sekolah dan kerja2x dgn upah minimum (loper koran, pelayan) pun sudah dapat hidup yg enak. Kalo di Indonesia gimana? Ortu ngelepas anak ya pas kawinan/kerja, dan hidup dgn upah minimum di Indonesia khan belum hidup enak:) Jadi gimana dong?

7:46 AM  

Post a Comment

<< Home